RSS

Ini bukan gosip

22 Jul

leaving

Seorang rekan kerja menghampiri saya yang sedang mengamati tanaman kultur.

Mbak..anu…saya dengar gosip dari kantor pusat, katanya mbak Desty mau keluar ya?

Saya tersenyum. ” Bukan gosip kok, bu. Saya memang mengundurkan diri.” .

Sejak saya mengajukan surat pengunduran diri seminggu yang lalu,ternyata saya menjadi bahan perbincangan di kantor. Sampai beredar gosip (meminjam istilah ibu tadi) dari mulut ke mulut. Mungkin surat pengunduran diri yang saya masukkan sudah didisposisikan kepada yang terkait, sehingga kabar itu bisa beredar dengan luas. Reaksinya bermacam-macam, tapi awalnya reaksinya semua sama, terkejut. Lalu dilanjutkan dengan menanyakan alasan kenapa saya mengundurkan diri. Hampir setiap hari saya menjelaskan alasan saya kepada orang yang berbeda.

Lalu, kenapa saya mengundurkan diri?

Berkumpul bersama suami. Tidak ada yang lebih lagi saya harapkan selain hal tersebut. Sudah 8 bulan sejak kami menikah, hanya 3 kali saya berkumpul bersamanya. Kalaupun ditotal hanya 1 bulan saja. Terkadang saya mengatakan, saya sudah menikah, tapi belum berumah tangga. Dengan berbekal pemikiran bagaimana mendapatkan sejumlah uang untuk membiayai kehidupan kami, kami hidup terpisah. Saya di Bogor, dia di Papua. Sejauh ini hasilnya lumayan. Karir kami berdua menanjak, penghasilan lancar, dan terisilah pundi-pundi tabungan kami. Hanya saja, kami harus mengesampingkan perasaan kami.

Selanjutnya bagaimana? Tentu kami tidak pernah berharap kami berdua akan hidup terpisah selamanya. Kalau uang yang kami kumpulkan sudah cukup, kami akan memulai untuk “hidup bersama”. Tapi kenyataannya bagaimanakah standar cukup itu? Berapa rupiah yang harus kami kumpulkan sampai akhirnya kami berkata, “okey… sudah cukup”? Tidak ada standar. Semua orang tahu, tidak pernah ada kata cukup untuk uang. Hingga akhirnya, kami menyadari. Apa sih tujuan kami untuk hidup berkeluarga? Kalau kami masing-masing mengejar karir dan uang, untuk apa menikah? Sebenarnya sudah banyak nasihat yang kami terima soal kehidupan berumah tangga sesuai agama yang kami yakini berdua. Tapi ego bahwa kami baik-baik saja masih terlalu tinggi untuk menyimpan nasihat itu dalam hati. Tidak satupun dari kami mau mengalah, karena sebenarnya kami berdua sadar bahwa di tempat kami masing-masing berada saat ini, di situlah zona kenyamanan kami dalam berkarir.

Suatu waktu, entah kapan mulainya,pemikiran kami berangsur-angsur mulai berubah. Kami mulai melihat kembali dasar iman kehidupan berumah tangga. Prosesnya tidak gampang. Penuh argumentasi, kekesalan, marah. Akhirnya kami mengalah satu sama lain. Kami mau berkorban satu sama lain. Kami sepakat (dan tentunya setelah membawa pergumulan ini dalam doa kepada Tuhan) untuk pindah dari zona kenyamananku dan kenyamanannya, beralih ke zona yang kami yakini penuh berkat bagi kami berdua.

Saya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaanku. Rekan-rekan kerjaku banyak yang menyayangkan keputusanku. Dia pun akan mengakhiri pekerjaannya dengan segera, dan memulai hidup baru bersamaku, seadanya tapi damai sejahtera. Kami akan pindah ke kota kelahiranku, kota kecil yang sedang berkembang. Kota yang membutuhkan tenaga-tenaga muda seperti kami untuk berkarya di sana. Walaupun mungkin nantinya penghasilan kami akan berkurang setengahnya, tapi kami bisa bersama lagi di bawah satu atap.

Ah…apakah yang lebih menyenangkan daripada berkumpul bersama keluarga menikmati limpahan berkat dari Tuhan? Karena hidup kami bukan hanya untuk kami saja, tetapi hidup kami adalah untuk kemuliaan Tuhan. Semoga Tuhan memberkati jalan yang telah kami tempuh ini.

 
12 Komentar

Ditulis oleh pada Juli 22, 2009 inci tentang kita

 

Tag: ,

12 responses to “Ini bukan gosip

  1. tika

    Juli 24, 2009 at 5:39 am

    waks..kaget gw bacanya. akhirnya kau beneran resign ya Say??hmm…tak kusangka akan secepat ini sh, dikirain masih ntar akhir tahun…T_T

    lo percaya ga, gw sampe merinding tau baca postingan ini. jd tak bisa berkata-kata..hehe..tapi apapun itu, aku percaya sh klo setiap keputusan yang diawali dengan niat karena Tuhan, pasti akan berakhir indah. dan semoga keputusan mu ini bisa menjadi awal yang nanti akan bersambung dengan cerita-cerita bahagia mu yang lain nya..OK??insya Alloh.. amiin..

    yang penting, disana kau tetap semangat dan terus berkarya ya Bu!chaiyo Desty!! =)

    *huaaaaa… gw pasti akan jadi salah satu orang yang akan sangat-sangat kehilangan dirimu…secaraaa…sulawesi jauh nian yak…T_T

     
    • desty

      Juli 24, 2009 at 10:48 am

      iyah..diriku juga kehilangan teman…dan kehilangan 21 hwaaa :((

       
  2. mas stein

    Juli 24, 2009 at 6:24 am

    tiap pilihan ada harganya mbak. tapi bagaimanapun saya salut, menikah memang seperti itu, masing-masing tereduksi sehingga ndak ada lagi sampeyan yang dulu atau suami sampeyan yang dulu, banyak kompromi yang menghasilkan sampeyan dan suami sampeyan yang sekarang. semoga berhasil!

     
    • desty

      Juli 24, 2009 at 10:49 am

      iya’e mas.. diriku bukanlah yang dulu lagi..*nyanyi*

       
  3. warm

    Juli 24, 2009 at 6:56 am

    salut buat mbak Desty.
    keputusan sampeyan sungguh mulia..
    salam !

     
    • desty

      Juli 24, 2009 at 10:49 am

      matur nuwun, mas

       
  4. domba garut!

    Juli 24, 2009 at 6:44 pm

    Sebuah keputusan yang tidak mudah tentunya.. serupa dengan situasi disini, meski saat ini masih belum memungkinkan buat saya. Semoga tidak lama lagi saya bisa dan mampu mengambil keputusan serupa. Salam hangat dari afrika barat!

     
    • desty

      Juli 26, 2009 at 9:29 am

      hwa..kang luigi!! *jejeritan*
      amin…

       
  5. sakurata

    Juli 26, 2009 at 7:04 am

    Semoga pilihan mulia ini bemuara ke segala sesuatu yang lebih baik 🙂

    Jadi ingat, pernah resign cuman balik lagi ke tempat kerja yang sama.

     
    • desty

      Juli 26, 2009 at 9:30 am

      kok balik lagi??

       
  6. rizaputranto

    Desember 30, 2009 at 8:46 pm

    Selamat jalan mantan rekan sekantor ^^ yakinlah akan menemukan sesuatu yang lebih baik.. keputusan terbaik adalah yang diambil individu atas kesadaran pribadi bukan atas dorongan pihak-pihak tak berkepentingan… ^^

     

Tinggalkan Balasan ke rizaputranto Batalkan balasan